Archive for the ‘Muhammad Sang Motivator’ Category

Keutamaan Mencari Nafkah

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mencari harta dunia secara halal, sebagai upaya untuk menjaga diri dari meminta-minta, sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan karena menaruh iba kepada tetangganya, dia akan menjumpai Allah dengan wajah bagaikan bulan di malam purnama.” (HR Abu Nu’aim dan Al-Baihaqi)

Pada suatu hari di kala Rasulullah sedang duduk-duduk  bersama dengan beberapa orang sahabat, mereka melihat seorang pemuda yang bertubuh kekar dan berbadan kuat yang pagi-pagi sekali telah bekerja mencari nafkah. Para sahabat bergumam, “Celakah orang ini ! Kalau masa mudanya  dan kekekaran tubuhnya itu digunakan di jalan Allah SWT !”

Baca lebih lanjut

Orang Berilmu

Rasulullah saw bersabda :

“Wahai Abu Dzarr,  kamu keluar di pagi hari untuk mempelajari sebuah ayat dari kitab Allah akan lebih baik  daripada kamu menunaikan shalat sebanyak seratus raka’ at, dan kamu keluar di pagi hari untuk mempelajari  satu pembahasan ilmu, baik kamu amalkan maupun tidak , akan lebih baik bagimu daripada kamu menunaikan shalat sebanyak seribu raka’at.” (HR. Ibnu Majah)

Baca lebih lanjut

Seimbang Dunia dan Akhirat

Cara mudah untuk mewujudkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, setiap kali selesai melakukan pekerjaan yang bersifat materi, lanjutkan dengan pekerjaan yang bersifat ruhani. Misalnya, Kalau kita menonton televisi selama 1 jam, imbangi dengan membaca Al Qur’an 1 jam. Jika kita membeli baju baru, bersedekahlah seharga baju yang kita beli (?). Orang yang bisa mewujudkan keseimbangan seperti ini, ia pasti hidup indah dan bahagia.

Baca lebih lanjut

Masuk Surga ? Harus Kaya

Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekaan budak, dinar yang kamu nafkahkan untuk orang miskin dan dinar yang kamu nafkahkan untuk istrimu, maka yang paling besar pahalanya adalah yang kamu nafkahkan untuk istrimu.” (HR Muslim)

Membelanjakan harta kepada orang yang menjadi tanggungan kita adalah yang paling mulai.  Kita nggak bisa berinfak jika tidak memiliki harta. Artinya harus memiliki pemasukan keuangan agar bisa memberi orang lain.

Baca lebih lanjut